Wednesday, December 4, 2013

Jauh itu Anugrah.

Setiap kali saya berjalan 10 menit ke arah stasiun kereta bawah tanah, saya selalu berfikir tentang tanah pertiwi. Betapa sungguh hati ini rindu. Mama, papa, dan saudara saya.
Menangis adalah kegiatan rutin saya disini.
Hidup sungguh terasa seribu kali lebih berat tanpa kehadiran kalian di sisi.
Bahkan saya sengaja menebar senyum ke orang asing untuk sekedar menyenangkan hati saya.
siang hari saya suka bermimipi masuk ke rumah dengan wangi masakan dari mama.
Atau menonton televisi bersama papa. momen kecil yang ternyata punya makna paling besar.
setiap saya berfikir untuk menyerah, saya ingat kalian. senyumnya, tawanya, wanginya. ah konyol. menyerah bukan dan tidak akan pernah jadi sebuah pilihan. berada jauh dari 'rumah' memberikan saya banyak hal. saya lebih mengerti arti dari cinta. cinta kepada keluarga, saudara, serta tanah air.
Saya diberikan kesempatan untuk melihat semuanya dari jauh. betapa negara saya kaya, dan betapa mengagumkannya keluarga saya. selama ini saya berusaha mencari panutan, mencari contoh yang paling baik untuk saya tiru. mempelajari banyak orang besar. Tapi ternyata manusia yang hatinya paling besar selalu ada di dalam doa. yaitu orang tua.
Mereka tidak sempurna, tapi apa yang mereka ajarkan membuat saya mengerti bahwa sempurna bukan segalanya. melainkan manusia diciptakan sengaja tidak sempurna agar bisa hidup berdampingan untuk saling membantu.
Saya lelah, tugas banyak, uang sedikit, terang matahari berkurang, perut lapar, dingin menusuk.
Tapi usaha ini tidak boleh berhenti.
Saya yakin seratus persen, jika saya tidak berada jauh dari kenyamanan, saya tidak akan menyadari bahwa hal terkecil dari hidup adalah yang paling berkesan.
Maka berada jauh dari kalian pun menjadi anugrah.
Semoga rindu kita selalu terikat dalam doa.

Mah, pah, tunggu sebentar lagi ya....