Monday, May 25, 2015

Perubahan.

Hati.

Hati manusia bisa berbicara tanpa harus berkata. Menggerakkan tanpa harus bertenaga.
Sudah beberapa lama aku merasa gelisah tanpa aku tahu alasannya.
Sudah beberapa lama juga aku pendam rasa ini. Sengaja kusimpan karena aku takut mencari tahu.
Aku takut jika hasilnya tidak sesuai harapanku atau jika ini berarti lebih besar dari tanggung jawabku.

Setiap hari aku merasa hampa. Hidup seperti berulang saja.
Bangun-makan-internet-tidur. Tanpa ada tujuan yang berarti selain mengikuti pola hidup kebanyakan pendahuluku. Lahir-sekolah-nikah-mati. klise. Apa sungguh dibalik semua itu ada arti hidup yang lebih dalam?

Entah sejak kapan rasa penasaran ini menguak. Aku mulai mencoba melihat dua sisi dari setiap perkara. setiap Argumen di comment session ada yg plus dan minus, tapi tunggu dulu, plus dan minus itu kan relatif. Tergantung dari sudut pandang mana ?

"Ada yang salah" aku bergumam.
Perlahan semua ilmu dan teori ini menjadi sangat tidak masuk akal. Akarnya dari mana?

Masih mencari dalam diam, sampai akhirnya aku melihat rangkaian tweet dari temanku. Aku ingat betul bahasannya tentang Ibu Menteri pelautan dan perikanan. saat itu banyak bahasan ttg beliau. Antara lain, karena beliau bertato dan tidak lulus sekolah.

Saat itu tanggapanku adalah "duh orang indo nih gak maju banget sih di jerman juga banyak dokter tatoan tapi kan banyak bantu manusia. Emg kenapa kalo Ibu Susi tatoan yang penting kerjanya benar dan bisa bantu perbaiki keadaan bangsa"

Tapi tweet temanku itu berbunyi kurang lebih seperti ini
"Diantara banyak pilihan kita harus memilih yang paling baik.
Kenapa begitu? Nanti anak cucu kita bisa bilang "Ya gpp dong bu saya tatoan merokok dan tidak lulus sekolah, ibu susi saja begitu bisa jadi menteri" naudzubillah"

Menurutku, rokok, tato dan tidak lulus sekolah adalah murni hak setiap orang. Tapi yang menggagu pikiranku adalah bagaimana kita sebagai manusia dapat memberi pengaruh besar bagi sesama maka dari itu kita harus memberi contoh yang paling baik.

Saat itu hati ini seperti tertampar. Apa aku sudah mulai membenarkan yang kurang benar?
Aku menjadi manusia yang labil, membenarkan segala yang ada tanpa mencoba memperdalam ilmuku. Aku termakan logika yang diciptakan manusia.

Perang batin dimulai, semua logika yang kutelan mentah mentah seperti hancur.
Apa ini artinya aku harus mulai belajar?

Sama seperti kebanyakan anak muda, aku juga termasuk yang menjauhi ajaran agama. Seperti selalu menyangkal kebenarannya. Enggan untuk mencari tahu, karena takut menghitung dosa.

Di Berlin ada pengajian berkala yang diadakan oleh Masjid indonesia. Awalnya aku ragu, karena aku dengar ajarannya 'keras'. Saat itu aku percaya tanpa mencari tahu terlebih dahulu. Namun entah kenapa aku jadi mempertanyakan apa sebenarnya yang dimakasud dengan 'keras' disini?

Berangkat dari rasa itu, aku ikut dalam pertemuan yang diadakan seminggu sekali.
Dan ternyata apa yang kudengar itu salah. Tidak ada ajaran keras. Yang kuterima hanya kelembutan.

Aku tidak pernah menyangka kalau aku akan disambut hangat oleh teman-teman yang kuanggap bukan teman dekatku. Mereka berusaha mengenal aku lebih jauh, tanpa menghakimi penampilan dan gaya bicaraku. Sungguh aku merasa seperti pulang ke rumah.

Selain merasa diterima, aku juga mendapat manfaat yang sangat besar dari setiap pertemuan. Banyak pelajaran yang kuterima dan berguna dalam menjalani hidup. maka aku tarik kesimpulan; Pelajari agamamu, jangan membenarkan yang salah hanya karena kamu belum siap menjalankan semua aturannya.

Tidak jarang juga pertanyaan tentang hidup terjawab. Satu momen yang sangat berarti buatku adalah waktu aku bingung bagaimana menyadarkan teman baikku atas pentingnya tidak meninggalkan ibadah. Saat itu aku curhat seperti ini "aku sedih banget, temen terdekatku seperti jauh sama Allah. aku udah coba ngingetin dia tapi dia gak mau dengerin aku"

Dan keajaiban terjadi saat kita selesai mengaji, dan aku membaca salah satu arti dari sebuah ayat yang berbunyi “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Alloh memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Alloh lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS Al Qashash: 56).


Ya, sesungguhnya hidayah itu mahal sekali harganya. Sebagai manusia kita wajib mengingatkan dalam kebaikan tapi bukan memaksa. Mengingatkan. Karena memang hidayah itu datangnya dari Allah dan hidayah datang kepada siapapun yang memintanya dengan sungguh-sungguh.


Namun tidak berhenti disitu. Setelah kita mendapat petunjuk tersebut janganlah kita lupa untuk mencari tahu terus artinya. Dalam kata lain istiqomah.

Aku sadar ilmuku masih sedikit, oleh karena itu aku mencari terus. Tentu rasa malas membebani setiap saat, terkadang juga solatku bolong tapi aku tidak menyerah untuk memperbaiki diri setiap hari, karena semua itu butuh proses. Yang terpenting buatku adalah aku tidak berhenti.

Setelah aku pelajari satu-satu, ternyata banyak sekali hal yang tidak kuketahui. Contohnya:
Mengapa sangat penting makan makanan yang halal, bertutur kata baik, berpakaian sopan dll.
Bahkan ada penjelasan yang masuk akal dari itu semua. Subhanallah.

Setelah tahu, otomatis aku jadi lebih sensitif ke diri sendiri dan lingkungan. Terutama dalam hal berpakaian. Aku bukan tipe wanita yang suka memakai baju terbuka tapi bukan juga yang siap melindungi diri dengan hijab. Beberapa kekhawatiranku adalah: Bagaimana tanggapan keluarga dan temanku? Bagaimana aku menyesuaikan diri di Jerman? Bagaiamana teman kampusku yang minim pengetahuan ttg islam melihatnya? Apakah aku akan diterima ? Siapkah meninggalkan gaya hidupku yang skrg? Maukah aku selalu memakai baju panjang? dsb.

Di kepalaku selalu terngiang kalimat "aku belum siap". Keluarga dan teman terdekat juga selalu berkata "siapkan dulu yang matang, jangan sampai setelah pakai, dilepas lagi."

Untuk beberapa bulan hal ini menggangu pikiranku. Rasanya mulai gak nyaman saat keluar rumah dan bertatapan dengan lawan jenis. Semakin kesini semakin banyak 'sentilan' yang kudapat. Contohnya quotes2 di internet tentang tidak diterimanya ibadah seorang wanita yang tidak berhijab atau dosa besar bagi ayah yang anak perempuannya tidak berhijab. Aku juga melihat banyak wanita yang sudah tidak menghargai diri sendiri. Berpakaian terbuka seakan tidak takut dengan akibatnya. Kemakan omongan pria, cinta buta sampai lupa kalau Allah menjanjikan jodoh yang baik.
Dari situ aku mulai mencari tahu. aku baca Buku ttg hijab dan membaca beberapa artikel di internet.

Puncaknya adalah obrolan bersama salah seorang teman. Dia menceritakan kisah sebelum berhijab di jerman. Dan Sungguh aku bisa merasakan semua keluh kesah yang dia ceritakan. Namun yang aku sangat salut adalah bagaimana dia bercerita sambil menunjukan rasa bangganya sebagai seorang muslim. "pas kita pakai hijab setiap langkah adalah ibadah" katanya.

Besok paginya 11.05.2015 aku terbangun masih dengan perasaan yang galau.

Mengapa peduli pendapat orang, tapi tidak peduli perintah Allah yang memberi kamu hidup?
Mengapa hal yang baik untukmu malah kamu tolak? Mengapa menanti padahal kamu tidak tahu hidupmu sampai kapan?

Tanpa dorongan dari siapapun, tanpa paksaan, murni karena rasa cintaku pada Allah swt, aku mengucap "Bismillah" sambil meneteskan air mata aku memasangkan kain hitam hadiah dari temanku di kepala, lalu aku berjalan keluar rumah dengan rasa bahagia, haru dan sedikit khawatir.
Namun aku yakin Allah selalu bersamaku.

9 comments:

  1. Vina, barakallah yaaa, tiap kali mau 'mendekat' ke Allah pasti ada ujiannya kok. Asalkan niatmu tulus semuanya insya Allah akan dimudahkan :D

    ReplyDelete
  2. Inspiratif sekali kak. Makasih udah mau berbagi kisahnya, bisa bikin semangat lagi bahwa jadi orang yang pakai hijab itu banyak manfaatnya:D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banyak banget, asal tetap istiqomah. makasih udah dibaca yaa :)

      Delete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Vina.. Alhamdulillaah, masyaa Allah.. Insyaa Allah istiqomah ya :) Allah Swt satu2nya Dzat yg Maha Membolak-balikkan hati.. Minta terus sama Allah agar selalu dikuatkan hatinya, dijaga niatnya dan dilindungi dari fitnah jin dan manusia.. Aamiin..

    ReplyDelete
  5. Ka, why don’t you try looking for publisher to release a book? You’re such an inspiration :)

    ReplyDelete
  6. inspirational.... aku blm pake hijab dan sbnrnya lagi gundah pgn pake tp masih pgn main juga pgn nntn konser dll
    Habis baca ini gaenak bgt perasaan aku, campur merasa bersalah sm ayah habis baca link ttg ibadah yang tdk diterima wanita blm berhijab
    HMMM

    ReplyDelete