Libur musim panas 2015 aku pulang kampung
lagi.
Entah kenapa rasanya rindu sekali dengan
kelurga, walau sebenarnya aku lumayan sering pulang ke rumah. Perjalanan menuju
indonesia ditempuh dengan peswat emirates kurang lebih 25 jam. 6 jam dari FRA ke DXB 11 jam transit di dubai dan 8 jam dr DXB ke CGK. Cukup
meletihkan untuk orang yang tidak biasa bepergian jauh. Badanku seperti
remuk-remuk.
Aku sampai di jakarta malam hari, dan
bertepatan dengan malam takbiran. Kesempatan yang jarang saya dapatkan setelah
saya tinggal di jerman.
Di jemput oleh keluarga, kami lalu segera
beranjak ke hotel di dekat bunderan HI untuk menginap.
Vina: „kenapa pulang ke hotel?“
Mama: „soalnya mama pengen ngerasain suasana
malam takbiran di tengah kota“
Kalau dipikir, seumur hidup belum pernah sih
lihat keramaian takbiran di kota, tapi apakah akan heboh seperti perkiraan mama?.
Di pinggir jalan bundarah HI tidak terlalu
banyak orang yang berkumpul, hanya ada beberapa orang duduk2 di pinggir. Begitu
juga di pinggiran monas. Hanya ada orang-orang yang duduk seperti berpiknik di
pinggir jalan, namun tidak terlihat konvoi orang–orang yang membawa bedug
seperti yang biasa kita lihat.
Aneh sekali, Karena kami tidak mendengar
takbir berkumandang. Sekalipun saat kami melewati masjid istiqlal. Malam
takbiran tanpa takbir.
Tiada senyum di wajah mama, begitu pun
denganku. Aku sengaja pulang tepat di malam sebelum lebaran untuk merasakan suasana malam takbiran namun tidak
ku dapat. Tidak tahu apa alasannya, yang pasti kami kecewa.
Besoknya kami bangun pagi untuk bersiap
melaksanakan solat ied di masjid istiqlal. Masjid terbesar di jakarta ini
dibangun oleh seorang arsitek yang yang bernama Frederich Silaban yang merupakan seorang kristen protestan.
Memasuki masjid ,kami harus melewati pos
keamanan, lalu bergegas mencari tempat, karena telat kami mendapat tempat yang
lumayan jauh dari mimbar.
Ada hal lucu yang aku perhatikan ketika berada
dalam masjid, sebelum dan sesudah shalat , orang sekelilingku sibuk selfie. Ya, selfie. Ada juga yang sibuk membuat video snapchat, sebuah pemandangan yang
jarang kulihat. Bahkan ada fotografer keliling yang membawa alat print foto
langsung di tasnya! Hahaha
Ada banyak bentuk kebahagian, bagiku bisa kembali ke rumah dan berada di samping keluarga adalah
salah satunya.
Masih di bulan syawal saya ingin
mengucapkan
Minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan
batin.
Happy ied mubbarak .